Sudah lebih dari 25 tahun, Ibu Ida memulai paginya dengan menatap jeriken kosong di sudut rumah. Di tempat tinggalnya, di Buloa, Tallo, Kota Makassar, air bersih tak pernah benar-benar hadir. Setiap hari, ia harus mendorong gerobaknya menuju sumur galian milik Pekerjaan Umum (PU) untuk mengambil air mandi dan mencuci. Untuk minum, ia membeli air ledeng seharga Rp1.000 per jeriken. Sudah lebih dari dua dekade keluarganya menjalani rutinitas ini. Di rumahnya, kran hanya menjadi penghias dinding. Air bersih yang semestinya menjadi hak dasar, berubah menjadi sesuatu yang harus dibeli setiap hari. Saat ini warga di Kecamatan Tallo, khususnya di Buloa, Makam Raja-Raja Tallo, dan di Galangan Kapal hanya mengandalkan air sumur bor dan air ledeng yang dibeli dari depot.

Kelas : 6 JUR A
Kelompok 1:

  1. Sity Asriyanti Utami
  2. Siti Salsabila
  3. Siti Ulwiyah
  4. Siti Aditya Mirsa Cahyani
  5. Muhammad Asyhari
  6. Ahmad Hayullah