Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Selatan menggelar Pertemuan Perempuan Nelayan Galesong Raya, Takalar di Hotel Wisata Pantai Galesong , Desa Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sabtu (7/09/2019). Pertemuan Perempuan Nelayan ini mengangkat tema “Perempuan Nelayan Berjuang Menyelamatkan Pesisir dan Laut” dan dihadiri oleh sekitar 20 perwakilan perempuan nelayan dari Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Galesong dan Kecamatan Galesong Selatan.

Muh. Ferdhiyadi N, Staf Departemen Penguatan Organisasi dan Rakyat WALHI Sulawesi Selatan, menjelaskan bahwa latar belakang diselenggarakannya pertemuan perempuan nelayan karena aktivitas proyek tambang pasir laut yang berlangsung tahun 2017 hingga awal 2018 tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan  di 23 desa pesisir di Galesong Raya Takalar dan menurunnya hasil tangkapan nelayan di laut. Dampak tambang pasir laut juga memberikan dampak buruk bagi penghidupan perempuan nelayan karena harus menanggung beban ganda yang berlapis .

“Tidak hanya terlibat dalam urusan domestik tapi kami melihat bagaimana keterlibatan perempuan nelayan di Galesong Raya memiliki peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi keluarga nelayan dengan melibatkan diri dalam rantai produksi perikanan mulai dari pra produksi sampai pada penjualan, mengolah dan memasarkan hasil tangkapan ikan,” kata Ferdhi.

“Tetapi aktivitas tambang pasir laut justru memberikan dampak buruk bagi perempuan sehingga memaksa perempuan nelayan di Galesong Raya mencari berbagai alternatif untuk memastikan keberlanjutan kehidupan keluarganya dengan berutang kepada rentenir dan mencari pekerjaan alternatif seperti menjadi buruh tani dan berdagang, sehingga memang penting bagi perempuan-perempuan nelayan  untuk berjuang bersama dalam menyelamatkan laut dan pesisir” lanjut Ferdhi.

Menurut Tabirul Haq, panitia pelaksana bahwa pertemuan nelayan Galesong Raya bertujuan untuk memperkuat gerakan perempuan nelayan dengan meningkatkan kapasitas pengetahuan dengan hukum dan hak-hak perempuan nelayan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.

“Pertemuan ini selain menambah kapasitas soal hukum dan ham juga menjadi ruang berbagi informasi untuk mengetahui apa-apa saja yang menjadi masalah yang dihadapi oleh perempuan nelayan terkait dengan akses mereka terhadap sumber daya laut dan pesisir dan kita berharap bahwa perempuan-perempuan Galesong Raya kedepannya akan aktif berkontribusi dalam perjuangan menyelamatkan pesisir dan laut terutama dari ancaman aktivitas tambang pasir kedepannya.” Tutur Tabir.

Nurmaningsih salah seorang peserta mengungkapkan pentingnya pertemuan ini karena perempuan bisa sadar akan perannya yang sangat penting dalam menjaga dan melindungi pesisir dan laut.