Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan kembali menggelar diskusi bersama masyarakat Enrekang, Rabu (19/12/2018). 60-an petani tersebut berasal dari Kelurahan Leoren, Kecamatan Enrekang.

Menurut Staf Penguatan Organisasi dan Rakyat WALHI Sulsel, Muhammad Ferdiyadi, diskusi yang diselenggarakan di Kelurahan Leoren ini adalah bagian dari upaya WALHI Sulsel dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Enrekang.

“Kami lebih banyak menggali informasi dari masyarakat terkait masalah pengelolaan SDA di kampung. kemudian kami simpulkan bersam dan kami diskusi penyelesaian masalahnya”, terang mahasiswa pasca sarjana UNM ini.

lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa masalah utama masyarakat adalah rendahnya akses masyarakat terhadap lahan, sementara ada potensi hutan yang masyarakat anggap dapat mereka manfaatkan. Selain itu, ferdi mengatakan, masyarakat membutuhkan akses pemanfaatan hutan, dengan begitu masyarakat dapat memanfaatkan potensi hutan walaupun bukan kayu guna meningkatkan pendapatan mereka.

“Keinginan masyarakat untuk memanfaatkan potensi hutan terbilang sangat tinggi. Dari diksusi ini, mengemuka bahwa persoalan lahan merupakan masalah yang tengah dihadapi masyarakat. kemudian, ada juga persoalan lain seperti adanya keinginan perusahaan sawit untuk mendirikan perkebunan sawit. ini juga potensi masalah yang kemungkinan akan dihadapi masyarakat”, tutur ferdi.

Untuk diketahui bahwa dalam diskusi yang digelar WALHI Sulsel di kolong rumah salah satu warga Leoren, lahir kesepakatan bahwa untuk mengatasi persoalan lahan tersebut dengan masyarakat akan mengupayakan terbukanya akses pengelolaan hutan bagi masyarakat.