8 hari pasca bencana ekologis banjir dan longsor, proses pencarian korban longsor di Kabupaten Gowa masih terus dilakukan. Mayangsari, anggota Tim Desk Disaster WALHI Sulawesi Selatan yang terlibat dalam evakuasi korban bencana longsor di daerah dataran tinggi Kabupaten Gowa mengatakan, Tim SAR gabungan yang dibantu TNI dan POLRI masih terus mencari korban longsor yang dinyatakan hilang.
“Di Dusun Pattiro, Desa Pattilakkang Kecamatan Manuju tercatat sebanyak 24 korban jiwa yang meninggal karena timbunan longsor. Hari ini tim evakuasi kembali berhasil menemukan 3 jenasah timbunan longsor, ketiga korban ini bernama Irawati dg Bulan (P/15), Yusra (P/26) dan Rafiuddin (L/35). Masih ada 4 orang korban timbunan longsor di Dusun Pattiro yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian”, kata Mayang.
Sementara itu, Koordinator Unit Aksi Desk Disaster WALHI Sulawesi Selatan, Muh. Akram Sulaiman mengungkapkan, korban bencana longsor yang selamat masih membutuhkan bantuan mendesak berupa logistik makanan.

Tim yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan di beberapa titik posko penyaluran bantuan bencana longsor melaporkan bahwa korban yang selamat masih membutuhkan bantuan logistik makanan seperti mie instant, minyak goreng, beras dan jenis sembako lainnya, terutama di Desa Pattillakkang karena desa tersebut yang paling parah terkena timbunan longsor,” ungkap Akram.
Tercatat hingga saat ini dari data yang dihimpun oleh tim desk disaster WALHI Sulawesi Selatan di lapangan, korban jiwa yang meninggal akibat bencana ekologis banjir dan longsor sebanyak 52 korban. Adapun titik bencana longsor di Kabupaten Gowa antara lain Desa Patillakkang di Kecamatan Manuju, Desa Bili-Bili, Desa Datara, Desa Tompobulu, Desa Bilanrengi, Desa Parigi di Kecamatan Parangloe dan Desa Lonjoboko di Kecamatan Parangloe.