Kegiatan kunjungan ini digelar pada Jumat (9/9/2022) sebagai bagian dari Project Based Learning SMP Lazuardi Athaillah. Sebelum berkunjung ke lokasi, rombongan disambut oleh pemerintah Desa Salenrang, Kabupaten Maros untuk memberikan arahan terkait kegiatan yang dilakukan.
Sumantri, Sekretaris Desa Salenrang mengungkap jika sebelum adanya sumber air bersih yang dibangun, warga harus mengambil air dengan menempuh jarak yang jauh dan harganya lebih mahal. Namun saat Desa Salenrang mengelola sumber airnya sendiri, akses air warga lebih mudah dan murah.
“Dulu masyarakat harus mengeluarkan uang 13 juta atau Rp. 100.000/kk untuk mendapatkan air bersih. Lalu saat Desa Salenrang mengelola sumber airnya sendiri, warga hanya mengeluarkan 2 juta atau Rp. 35.000/kk,” terangnya.
Pasca itu siswa diajak untuk melihat sumber air warga yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Salenrang. Sumber air tersebut berasal dari karst yang banyak di desa tersebut. Di Salenrang ada dua sumber mata air dari bukit karst yakni Bulu Ballang dan Deddekang.
Slamet Riadi, kepala Departemen Kajian dan Advokasi WALHI Sulsel mengungkap jika karst menjadi ekosistem esensial yang harus dijaga karena memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan sebagai sumber air bagi masyarakat di sekitar karst.
“Karst jadi salah satu bukti materil yang menegaskan jika lingkungan terjaga maka masyarakat akan sejahtera. Namun, jika lingkungan rusak dapat dipastikan masyarakat akan sengsara” ujarnya.
Setelah melihat sumber air dan penampungan air, siswa melanjutkan pembelajarannya dengan menelusuri sungai Rammang-rammang dan berkunjung ke Kampung Berua untuk melihat karst lebih dekat serta kehidupan warga di kampung tersebut.
Ibu Marwah selaku guru pendamping juga berujar bahwa kunjungan ke Desa Salenrang merupakan kunjungan lapangan siswa sekaligus agenda field trip.
“Dengan melakukan trip ini, siswa memahami proses konservasi air sebagai upaya pelestarian air bersih dan membangun kesadaran siswa akan perkembangan sosial-budaya dan ekonomi pada masyarakat Kampung Berua, Rammang-Rammang, Maros”, tutupnya.
Kegiatan ini sebagai tindak lanjut pasca WALHI Sulsel diundang sebagai narasumber dalam diskusi yang digelar oleh SMP Lazuardi Athaillah pada Jumat (26/8/2022).