Krisis iklim semakin kesini semakin parah dan tak terkendali menyebabkan kerugian bagi lingkungan dan masyarakat. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang sebagian besar merupakan pulau-pulau kecil sehingga Indonesia menjadi negara yang paling berdampak terhadap krisis iklim. Laju produksi emisi karbon di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, begitu pula secara global dan diprediksi akan terus naik jika tidak ada penanganan serius (business as usual). Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara penghasil emisi karbon pada tahun 2021 (729 juta ton) dan 2023 (704 juta ton). Alih fungsi lahan dan deforestasi hutan serta ketergantungan terhadap batubara pada sektor ketenagalistrikan (ada 253 PLTU seluruh Indonesia) menjadi penyumbang utama emisi karbon di Indonesia.
Kenaikan suhu global bumi telah memunculkan dampak ekstrim terhadap lingkungan dan kemanusiaan. Pada Juni 2024, gelombang panas menunjukkan kenaikan suhu global bumi tercatat 1,5[1] derajat Celcius telah mengakibatkan kematian di Thailand (66 orang)[2] dan India (33 orang)[3]. Hal ini menunjukkan gagalnya kesepakatan Paris Agreement untuk menekan suhu global bumi dibawah 1,5 derajat Celcius. Begitu pula dengan Conference of Parties (COP) yang dihadiri oleh 154 negara sejak 1995 hingga saat ini, COP 29, belum mampu mencegah laju emisi karbon. Dampaknya telah mengakibatkan rusak/matinya terumbu karang,padang lamun, mangrove,dan tenggelamnya pulau kecil dan pesisir, gagal panen petani, banjir rob, hingga sulitnya akses nelayan lokal dalam mencari ikan hingga tersingkirnya masyarakat adat di pesisir. Perubahan ini pun terus diperparah oleh berbagai macam program dan kebijakan negara yang semakin memperburuk krisis iklim yang berakumulasi pada terus menerus terjadinya bencana ekologis (banjir, banjir rob, tanah longsor, kekeringan)

***
Kami, perwakilan orang muda dari 8 provinsi meliputi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, serta Sulawesi Selatan telah berkumpul dalam National Youth Summit pada tanggal 21-23 November 2024 di Semarang. Perkumpulan orang muda ini sebagai wujudmengkonsolidasikan kelompok orang muda untuk mendeklarasikan penolakan/perlawanan terhadap upaya pengrusakan lingkungan hidup serta mendorong aksi iklim yang berkeadilan dalam penyelamatan pesisir dan ruang hidup rakyat. Mendorong inisiatif orang muda untuk menjaga keberlanjutan gerakan lingkungan hidup melalui gerakan-gerakan pendidikan kritis serta meneguhkan posisi orang muda sebagai kekuatan kolektif di Indonesia dalam mendorong aksi iklim yang berkeadilan. Karena saat ini orang muda dibebani dengan berbagai macam krisis ekologis yang berdampak terhadap krisis sosial, hilangnya hak atas tanah untuk ruang pangan, mewujudkan hilangnya keadilan untuk antar generasi.

Kami merasakan dan mengalami bencana ekologis akibat akumulasi krisis iklim dalam kehidupan sehari-hari. Kami orang muda yang tinggal di wilayah pesisir selalu di terjang banjir rob, abrasi, reklamasi, hingga potensi ancaman akibat penjualan pasir laut. Selain itu, kami merasakan permukaan air laut yang naik sehingga mengancam tenggelamnya pulau-pulau kecil bahkan menurunnya hasil tangkapan nelayan.

Wilayah perkotaan sering dilanda banjir dan panas yang ekstrim, polusi udara semakin meningkat, sulitnya akses air bersih serta maraknya perebutan ruang hidup. Wilayah desa mengalami kekeringan, longsor, krisis air karena privatisasi air, banjir, dan suhu pun meningkat. Masyarakat desa mengalami dinamika pola mata pencaharian yang tidak sesuai dengan keahliannya serta petani acap kali mengalami gagal panen. Kemudian wilayah hutan juga sama mengalami bencana ekologis dan krisis iklim berupa kebakaran hutan yang mengakibatkan longsor, masifnya ahli fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya pepohonan sebagai daerah resapan sehingga mengakibatkan banjir bandang dan hilangnya keanekaragaman hayati. Belum lagi masyarakat adat yang terpinggirkan/tergusur akibat kebijakan pemerintah.
[1] https://wmo-int.translate.goog/media/news/record-temperature-streak-continues-june?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
[2] https://www.cnbcindonesia.com/news/20240510191743-4-537169/neraka-bocor-di-negara-tetangga-ri-61-orang-meninggal
[3] https://www.cnbcindonesia.com/news/20240601195418-4-543052/33-warga-india-meninggal-terpanggang-cuaca-panas-bak-neraka