Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) beserta Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan yang tergabung dalam anggota Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif (SLPP) Makassar mengadakan Focus Grup Discussion (FGD) Pemetaan Partisipatif, Spasial dan Sosial pada Kamis (22/12/2022).
Kegiatan yang merupakan rangkaian pemetaan batas desa di Kabupaten Maros tersebut bertujuan untuk memetakan potensi dan aset desa Di Sambueja. Bertempat di Balai Pertemuan Kantor Desa Sambueja Kecamatan Simbang, Kab. Maros.
Kegiatan ini dihadiri oleh kepala Desa Sambueja beserta 22 orang peserta dari perwakilan warga desa Sambueja. Dalam kegiatan FGD ini, peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk berdiskusi dan mengurai masing-masing tema yang telah diberikan oleh fasilitator.
Kelompok pertama membahas dan menganalisis mengenai kalender musim dan pengetahuan lokal tentang cuaca di desa Sambueja, membahas potensi kapan waktu banjir akan tiba dan juga membahas waktu pembibitan sawah hingga panen. Kelompok kedua mendiskusikan tentang analisis Gender di Desa Sambueja dan kelompok ketiga membahas mengenai transek desa, potensi, masalah dan kelembagaan.
Muhammad Al Amin, Direktur WALHI Sulsel sekaligus fasilitator dari kegiatan tersebut mengungkap jika keterlibatan perempuan dalam setiap partisipasi pengambilan kebijakan dibutuhkan.
“Saat ini posisi perempuan di Desa Sambueja telah disetarakan dalam partisipasi pengambilan kebijakan publik,” ungkapnya.
Diskusi tersebut mengungkap terdapat potensi dan kekurangan yang sering terjadi seperti adanya potensi untuk menanam beberapa jenis tanaman, tetapi terkendala pada bibit dan pupuk yang mahal. Dalam diskusi ini juga menjelaskan mengenai masalah tanah, kesulitan distribusi dan potensi air untuk berbudidaya ikan nila.
Daeng Habo, salah satu peserta FGD berharap setelah pemetaan, pembuatan profil desa, serta diskusi kelompok dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Sambueja.
“Harapan saya setelah kegiatan Focus Group Discussion ini semoga masyarakat mengerti dengan adanya pemetaan dan profil desa, dengan adanya diskusi kelompok soal pertanian dapat membantu masyarakat.” ujarnya.
Wiwin selaku perwakilan JKPP yang turut dalam kegiatan FGD ini mengungkap jika pentingnya pemetaan desa untuk melihat potensi baik secara spasial dan juga sosial. Pemetaan partisipatif menjadi dasar bagi pemerintah desa untuk dijadikan sebagai dasar penggunaan dana desa dalam menyusun program-program pembangunan.
“Harapannya tidak hanya di Desa Sambueja, tetapi di seluruh desa di Kabupaten Maros. Dan juga melebar luas ke seluruh desa desa di Sulawesi Selatan. Karena ini penting melalui metode partisipatif, melalui spasial dan sosial ini sangat penting, karena dengan ini masyarakat mengenal desa mereka, mereka mengenal kampung mereka, apa potensi dan masalah yang ada di desa mereka,” jelasnya.
Apresiasi kegiatan ini juga datang dari pemerintah Desa Sambueja. Jupri, Sekretaris Desa Sambueja mengungkap jika FGD yang berlangsung ini semakin memperkuat profil desa setelah sebelumnya telah dilakukan pemetaan desa.
“Kami sangat berterimakasih kepada WALHI Sulsel dan perwakilan dari JKPP, mudah-mudahan apa yang kita kerjakan dalam profiling desa dapat segera kita selesaikan agar dapat segera bermanfaat bagi Desa Sambueja,” ungkapnya.